Buntut Pemadaman Listrik Mesjid, LMND Siantar Kecam Manuver Provokasi PTPN III

0
75 views

Siantar, kupasnusantara.com –  Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) kota Pematangsiantar mengecam keras tindakan arogansi satuan pengamanan PTPN III pada Sabtu (17/12/2022).

Kejadian bermula saat warga yang beristirahat malam hari pukul 22.00 wib dikejutkan dengan kehadiran petugas pengamanan dari PTPN III di area kampung baru Gurilla.

“Pakai senjata lengkap datang, gak lama mati lampu,” ujar salah seorang warga.

Hal ini dibenarkan warga lainnya yang saat itu ada dilokasi, keberadaan satuan pengamanan ditengah malam mengundang perhatian dari warga kampung.

Warga kemudian mendapati sejumlah orang diduga dalang dari pemadaman aliran listrik di tempat ibadah kaum muslim. Beredar juga video dimana salah seoranh OTK (orang tidak dikenal) mengaku sebagai bagian dari personel PTPN III.

Pemadaman listrik di mesjid kemudian memicu perdebatan antara warga sekitar dengan satuan pengamanan PTPN III yang tak mampu menjelaskan alasan keberadaan mereka yang terkesan tiba tiba dan intimidatif pada malam itu.

Dofasep Hutahaean, ketua Eksekutif LMND Kota Siantar mengecam tindakan arogansi PTPN III dalam penyelesaian konflik agraria di kampung baru Gurilla.

“Apapun ceritanya, ambisi percepatan Proyek Strategis Nasional jangan sampai berpijak dengan mengangkangi prinsip prinsip kemanusiaan. Disini ada kampung yang dikuasai selama 18 tahun, berisi ibu dan anak anak. Ngapain satpam PTPN III tengah malam datang memutus listrik? Itukan jelas tindakan provokasi. Pakai alat keamanan lengkap lagi, niatnya apa? Mau mancing bentrok tengah malam? ” ungkap Dofasep.

Dalam keterangan lanjutannya, Dofasep mendesak agar pihak PTPN III menahan diri dari manuver manuver yang berpotensi semakin memancing konfrontasi langsung dengan warga kampung.

“Perlu adanya evaluasi terhadap langkah penyelesaian konflik agraria. Hal ini untuk menekan gesekan gesekan antara PTPN III dengan warga yang semakin hari semakin terakumulasi yang merugikan kedua belah pihak terlebih psikologis anak anak di kampung Gurilla,” tutupnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, konflik dipicu oleh klaim PTPN III atas area seluas 125,56Ha yang berada di pemukiman penduduk dengan 200an KK.

Warga mengklaim telah menguasai lahan selama kurun waktu 18tahun sejak 2004 kemudian melakukan perlawanan saat PTPN III secara eksplosif gencar melakukan okupasi sejak bulan september 2022 silam.